Thursday, November 24, 2011

THOMAS ALVA EDISON, ILMUWAN DENGAN 1000 PENEMUAN



Oleh: Muhammad Muhibbuddin*

Thomas Alva Edison pda prinsiinya bukan hanya ilmuwan hebat, melainkan juga sebuah fenomena yang patut dijadikan sebagai pelajaran. Bagaimana tidak. Sejak kecil ia disebut sebagai anak bodoh oleh guru-guru sekolahnya. Karena dikenal bodoh itulah ia akhirnya dikeluarkan paksa oleh gurunya dari sekolah dasarnya. Pendidikan formalnya hanya sampai pada kelas 4 SD. Tapi berkat kerja kerasny, meskipun tidak lulus SD, Edison terbukti mampu menggoncang dunia dengan sejumlah temuan-temuan ilmiahnya. Temuan-temuan ilmuahnya itulah yang mengukuhkan dirinya dikenal sebagai ilmuwan papan atas. Tidak lulus SD tapi mampu menjadi ilmuwan besar, hebat bukan?
Temuan Edison yang paling terkenal dan bisa dirsakan manfaatnya hingga sekarang adalah lampu pijar listrik. Sebelumnya, di Paris memang sudah ditemukan lampu listrik. Tetapi itu hanya sebatas untuk penerangan jalan. Edison kemudian mengembangkannya lampu pijar itu untuk penerangan di rumah-rumah dan gedung perkantoran. Thomas Alva Edison lahir di Milan, Amerika Serikat, pada 11 Februari 1847. Ia mempunyai karakter yang jarang dipunyai oleh kebnayakan orang yakni hobi membaca dan melalkukan berbagai eksperimen ilmiah. Dia tidak kenal lelah dan pantang menyerah dalam meneliti dan mengobservasi sesuatu. Ibunya sangat berperan besar dalam mendorong dan terus memberikan semangat kepada Edison kecil untuk kerja-kerja ilmiahnya, terutama paska dia diusir dari sekolahnya.dari semangat belajar dan kerja kerasnya serta perhatian penuh dari ibunya itulah, dia telah merubah sejarah manusia dari abad uap menjadi abad listrik.
Meskipun dia ilmuwan yang tidak lahir dari bangko sekolah, namun seluruh kehidupannya diabdikan untuk ilmu pengetahuan. Semangatnya dalam meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan melebihi para ilmuwan-ilmuwan yang lahir dari ruang kampus. Di laboratoriumnya di Menlo Park, New Jersey, Edison menjadi pelopor di bidang organisasi penelitian industri pertama di AS, dengan sebutan “Sang Penyihir” dari Menlo Park.
Sampai akhir hidupnya, Edison telah menghasilkan lebih dari 1000 penemuan. Temuan-temuannya yang paling populer antara lain: penyempurnaan telegraf, penyempurnaan telepon, fonograf, bola lampu, kinetoskop dan sebagainya. Dia sering mengatakan “aku berkonsentrasi terhadap apa yang dibutuhkan dunia dan kemudian bekerja keras untuk menemukannya”.
Pada tahun 1870 ia menemukan mesin telegraf yang lebih baik. Mesin-mesinnya dapat mencetak pesan-pesan di atas pita kertas yang panjang. Uang yang dihasilkan dari penemuannya itu cukup untuk mendirikan perusahaan sendiri. Pada tahun 1874 ia pindah ke Menlo Park, New Jersey. Disana ia membuat sebuah bengkel ilmiah yang besar dan yang pertama di dunia. Setelah itu ia banyak melakukan penemuan-penemuan yang penting. Pada tahun 1877 ia menemukan Gramofon. Dalam tahun 1879 ia berhasil menemukan lampu listrik kemudian ia juga menemukan proyektor untuk film-film kecil. Tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Hal ini adalah pertama kalinya di dunia lampu listrik di pakai di jalan-jalan. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General Electric.
Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 paten atas namanya. Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi. Ia meninggal pada usianya yang ke-84, pada hari ulang tahun penemuannya yang terkenal, bola lampu modern.
Pada tahun 1928 ia menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat.Kata kebajikan yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah: “Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”
*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat ZAT Community Yogyakarta.

AL-KHAWARIZMI, BAPAK MATEMATIKA



 Oleh :Muhammad Muhibbuddin*


Al-Khawarizmi adalah ilmuwan genius dari kalangan muslim. Dialah pakar matematika dan penemu Al-Jabar. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia lahir pada 194 H (780 M) di Khwarizm (sekarang disebut Khiva), Uzbekistan. Pada masanya Khwarizm menjadi pusat penelitian ilmiah di Asia yang didatangi oleh banyak ilmuwan.
Nenek moyang Al-Khawarizmi, menurut At-Tabari, adalah orang imigran yang mendiami daerah Qurtubuli, sebuah kawasan di sebelah Barat Baghdad. Menurut At-Tabari, Al-Khawarizmi, merupakan seorang Zoroastrian sehingga dia menyebutnya Al-Majusi. Namun,bila dilihat dari karya-karyanya, khususnya Al-Gebra, Al-Khawarizmi adalah seorang muslim tulen bahkan ada yang menyebutnya sebagai seorng sufi. Sebab, sebagaimana ulama-ulma muslim lainnya, dalam karyanya dia selalu mengawalinya dengan bacaan Al-Hamdalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Di antara karya-karyanya Al-Khawarizmi adalah Al-Jama Wat-Tafriq bi Hisab Al-Hindi (Book of Additional and Substraction the Methode of Clculation: Menambah dan Mengurangi dalam Perhitungan Hindu),  Kitab Al-Mukhtashar fi Al-Hisab Al-Jabra wa Al-Muqabala (buku tentang proses memadukan dan Menyamakan), Kita Al-Ardh (Book of Earth: Buku tentang Bumi), Miftahul Ilmi (Kunci Ilmu Pengethauan), Zij Al-Sindhid (Tabel astronomi)
Anak Pencerahan Islam
Bila dilihat dri sejarah hidupnya, Al-Khwarizmi merupakan salah ilmuwn muslim yang lahir dari rahim pencerahan Islam. Dia adalah ilmuwn yang diplih oleh Khalifah Al-Ma’mun untuk mengelola pusat riset dan kajian ilmu pengetahuan , Baitul Hikmah yang berpusat di Baghdad. Dalam sejarah pemikiran Islam, masa Al-Ma’mun adalah masa-masa keemasan Islam, khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Puncak keemasan Islam di Baghdad telah merentang jauh dari era Harun Al-Rasyid hingga sampai generasi setelahnya, termasuk eranya Al-Ma’mun. Baitul Hikmah sendiri adalah sebuah penanda bagi pesatnya ilmu pengetahuan di era tersebut. Baitul Hikmah berdiri pada masa Harun Al-Rasyid. Kemudian setelah Harun Al-Rasyid wafar, maka digantikan oleh Al-Ma’mun. Karena cintanya terhadap ilmu pengetahuan begitu tinggi, maka Baitul Hikmah mendapat perhatian serius dari Al-Ma’mun sehingga bisa berkembang pesat dan menjadi marcusuar peradaban dunia kala itu.
Sebagai bentuk konkret perhtiannya pada ilmu pengethauan, Al-Ma’mun menghimpun para ilmuwan dari berbagai displin ilmu pengetahuan untuk berkumpul dalam Baitul Hikmah untuk meneliti, mengkaji, menterjemahkan, menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain mengemabngkan pusat riset dan kajian ilmu pengethauan Baitul Hikmah, Al-Ma’mun juga membangun pusat Observatorium di bukit Qaysun, Damascus dan Baghdad. Dia tidak tak henti-hentinya mendorong dan memfasilitasi para sarjana dan ilmuwan untuk melakukan kerja-kerja ilmiah. Hasilnya ternyata luar biasa. Terbukti bnyak karya-karya masterpiece yang lahir baik itu hasil terjemahan maupun hasil tulisan sendiri dari penulisnya.
Al-Khawarizmi adalah salah satu ilmuwan yang mendapat perhatian dn fasilitas dari khalifah Al-Ma’mun tersebut. Sebagaimana para ilmuwan lainnya, sejak di Baitul Hikmah, dia mendapat berbagai fasilitas dan dukungan kuat dari khalifah untuk mengemban misi ilmiah. Karena itu, ia terpacu dan semakin semangat mengembangkan bakat intlektualnya. Bakat intlektual yang menonjol dari Al-Khawarizmi adalah di bidang Matematika dan astronomi. Para ilmuwan muslim pada waktu itu sudah mempunyai pandangan bahw astronomi merupakan disiplin ilmu yang membutuhkan disiplin matematika dan observasi. Maka akhirnya bisa dibuktikan bahwa Al-Khawarizmi bisa menguasai dan mengembangkan dua disiplin ilmu tersebut melalui karyanya Al-Jabru Wal Muqabala. Atas dukungan Khalifah Al-Ma’mun itulah dia menyatakan, “Aku telah mendapat dorongan dari khalifah Al-Ma’mun, berkat kekuasaan yang diwarisinya dan kebesaran yang dimilikinya, sangat sopan dan ramah, beliau merangkul para kerbat dan sahabt dekatnya untuk memberi bantuan kepada mereka untuk menjelaskan apa yang sulit dan memudahkan sesuatu yang susah, yang kemudian mendorongku untuk menyusun buku “Al-Jabra wal Muqabala”.
Dengan karyanya tersebut maka semakin mengukuhkan Al-Khawarizmi sebagai pakar matematika yang diakui oleh para ilmuwan sesudahnya baik di Timur maupun di Barat. Begitu juga dalam bidang astronomi. Dengan memanfaatkan pusat-pusat observatorium yang dibangun oleh khalifah, ia terus melakukan penyelidikan-penyelidikan ilmiah sehingga penemuan-penemuannya banyak bermanfaat bagi pengembangan sains dan matematika.
Pemimpin dan Ilmuwan
Salah satu makna yang bisa dipetik dari sejarah intelektual Al-Khawarizmi adalah terjadinya budaya kerja sama dan bahu membahu antara ilmuwan dengan pemimpin politik. Ilmu pengetahuan dan peradaban besar dalam sebuah bangsa atau negara bisa lebih berkembng pesat kalau memang para ilmuwannya mendapatkan dukungan yang kuat dari pemimpin. Hal ini tercermin dari Khalifah Harusn Ar-Rasyid dan Al-Ma’mun yang begitu intensif memperhatikan para ilmuwannya. Pemimpin yang dilimpahi kekuasaan tentunya sangat penting perrannya dalam hal memberikan fasilits dan dukungan material maupun moral bagi para ilmuwan untuk mengeksplorasi ilmu pengethuan yang sngat berguna bagi kemajuan bangsa dan negara. Begitu juga sebaliknya, para ilmuwan dan sarjana harus bersikap obyektif , jujur dan amanah dalam menggunakan dan mendayagunakan secara maksimal atas berbagai fasilitas yang diterima dari pemimpin dan rakyat untuk mengembangkan dan menemukan ilmu pengethauan yng bisa memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat bangsa dan negara.
Dalam konteks Indonesia sekarang, belum ada geliat perhatian pemerinth yang maksimal terhadap para ilmuwan. Para ilmuwan dna manusia genius di Indonesia dibiarkan terlantar oleh pemerinth sehingga justru dimanfaatkan oleh negara-negara lain. Banyak para ilmuwan dan peneliti Indoensia di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang harus pensiun dini kemudian mencari kerja ke luar negeri karena fasilitas dan insentif dari pemerintah sangat minim. Bahkan ada yang sejak awal ketika kuliah di luar negeri tidak mau kembali ke Indonesia karena lebih tertarik dengan tawaran fasilitas dn gaji yang luar biasa besar dari pemerintah asing. Karena itu wajar kalau Ilmu pengetahuan di Indonesia sulit berkembang karena para ilmuwannya banyak yang disia-siakan oleh pemerintahnya. Yang berkembng subur justru para koruptornya. Sungguh ironis negara ini.
*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat “ZAT Community” Yogyakarta.

Wednesday, November 23, 2011

LAMPU LISTRIK

Oleh :Muhammad Muhibbuddin*
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.  Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.  
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri. Penemu lampu pijar listrik adalah ilmuwan terkenal asal Amerika Serikat, Thomas Alva Edison. Edison dilahirkan di AS ada tanggal 11 Februari 1847. Penemuan Edison di bidang sains dan teknologi sebenarnya sangat banyak. Bukan hanya lampu ijar saja melainkan teknologi-teknologi lainnya seperti yang populer adalah penyemurnaan telepon, fonograf, bola lampu, kineteskop dan sebagainya. Sepanjang hidupnya, lebih Edison berhasil menemukan lebih dari 1000 penemuan.
Sebenarnya, Edison bukan orang pertama yang menciptakan sistem penerangan listrik. Beberapa tahun sebelumnya lampu bersinarkan arus listrik telah digunakan buat penerangan lampu jalan di Paris, Prancis. Tetapi, bola pijar Edison berikut sistem pembagian tenaga listrik yang dikembangkannya memungkinkan adanya penerangan listrik yang praktis untuk di rumah dan gedung-gedung. Tahun 1882, perusahaannya mulai memproduksi listrik untuk rumah-rumah dan gedung-gedung perkantoran di New York, dan dalam tempo singkat sudah tersebar ke seluruh dunia. Lamu listrik kita sekarang adalah juga berkat hasil prestasi Edison.
Dengan berdirinya perusahaan listrik pertama untuk penerangan rumah-rumah, Edison berarti sudah meletakkan dasar bagi perkembangan industri besar. Penggunaan tenaga listrik bukan cuma buat penerangan tetapi untuk seluruh aspek kebutuhan rumah tangga, mulai dari televisi hingga mesin cuci. Lebih jauh lagi, kegunaan tenaga listrik lewat distribusi jaringan-jaringan yang didirikan Edison dengan sendirinya mendorong penggunaan listrik untuk sektor industri. Hasil temuan dan pengembangan Edison yang fenomenal itulah, membuat kita mudah membuat penerangan di sekeliling kita.





















 


*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat ZAT Community Yogyakarta.




Tuesday, November 22, 2011

PANZER


Oleh :Muhammad Muhibbuddin*
Panzer adalah sebuah kalimat serapan yang berasal dari Jerman Panzer, yang berarti zirah, diucapkan [ˈpanʦɐ] listen (bantuan·info). Kalimat tersebut bisa pula merujuk kepada ‘Divisi Panzer’ dan kendaraan, tank atau secara harfiah Kendaraan tempur lapis baja (sinonim modernnya adalah Kampfpanzer atau hanya Panzer). Panzer, diucapkan [ˈpænzɝ], adalah sebuah tank Jerman, khususnya dalam konteks Perang Dunia II. Istilah ini juga merujuk kepada pasukan militer bersenjata, dalam divisi Panzer atau kendaraan.
Orang sering menyebutnya dengan kendaraan lapis baja. Kata Panzer mulai populer  ketika Jerman membangun angkatan perangnya terutaman di era Hiler. Ketangguhan pasukan tempur Hitler, dalam sejarahnya, sangat didukung oleh berbagai alat teknologi canggih, khususnya di bidang persenjataan. Bertahun-tahun Hitler membangun kecanggihan teknologinya ini. Salah satu yang terkenal dari senjata dan sekaligus kendaraan perang adalah Panzer.
Sejarah Panzer adalah bagian dari sejarah mesin temput eropa abad XX yakni Tank. Tank diciptakan sebagai proyek rahasia yang sangat dijaga ketat keberadaannya. Sebagai kode rahasia, ia sering disebut tank. Nama tank ini sebenarnya adalah nama samaran. Bukan hanya penyebuannya yang disamarkan, melainkan bentuknya. Dalam penjagaan yang ketat itu, bentuk tank ada awalnya ditutupi dengan kontainer kayu yang mirip dengan tangki. Sehingga diberi nama palsu yang seolah-olah tangki.
Munculnya tank tak lepas dari pergolakan perang antar negara. Tank adalah starategi perang baru yang merupakan bagian dari bentuk perang bergerak (mobile warfare), sebagai lawan dari perang parit (trance warfare) yang sifatnya statis.Sebenarnya perang bergerak ini merupakan pola yang sudah berjalan lama. Jerman kemudian mengembangkannya dalam bentuk yang modern. Ini terjadi ada PD I. Pada PD I Jerman menciptakan pasukan perang geraknya dengan nama Strumtuppen. Sebuah devisi yang terdiri dari pasukan serbu untuk menerobos daerah pertahanan lawan dengan menggunakan lemparan granat. Namun, dalam realitasnya, Strumtuppen masih kurang cepat bergerak sehingga seringkali gagal melakukan penyerangan. 
Pada PD I Jerman mengalami kekalahan perang.Paska PD I inlah, para filosof militer Eropa , seperti Sir Basil Liddle Hart, Jendral JFC Fuller dan Jendral Martell mencoba mengembangkan taktik dan strategi perang gerak yang paling tangguh yakni Tank. Tank dianggap dipandang sebagai pola staretgi yang amuh dan tangguh untuk menyerbu dan sekaligus mengobrak-abrik daerah pertahanan lawan yang diiringi dengan serangan infanteri dan pesawat tempur. Kegunaan utama tank adalah menerobos daerah musuh.
Ditemukannya Tank ini ternyata banyak menarik para ahli militer. Maka ada tahun 1920-1930, banyak para tokoh dan ahli milier kontinental seperti Charles De Gaulle (dari Prancis), Hans von Seeckt dan Heins Guderian (keduanya dari Jerman) mengembangkan konsep perang bergerak dan menerapkannya ke dalam strukur dan mekanisme miliernya masing-masing. Guderian membentuk dan mengorganiser pasukan lapis baja atau tank dengan sebuan panzerwaff. Pasukan panzer ini masuk dalam definisi penuh yang didukung oleh pasukan infaneri, artileri dan pasukan udara. Panzerwaff inilah naninya menjadi kekuatan empur garda depan yang disertai oleh pasukan infanteri.



Bentuk-bentuk Panzer

 














 























*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat ZAT Community Yogyakarta.

Monday, November 21, 2011

JANGAN KORBANKAN HUTAN DEMI SEKEPING DOLLAR

Oleh :Muhammad Muhibbuddin*
Ada yang ganjil dari pernyataan presiden SBY ketika menanggapi kritikan dari berbagai elemen masyarakat tentang diberlakukannya peraturan pemerintah No. 2 tahun 2008. Dengan diplomatis SBY bilang bahwa PP tersebut tidak dimaksudkan untuk merusak hutan lindung, tetapi justru untuk meningkatkan kontribusi kepada negara dari 13 perusahaan tambang yang sudah berada di kawasan hutan lindung (Kompas, 23/2/2008). Lebih lanjut SBY mengatakan bahwa PP ini merupakan kelanjutan dari PP pengganti UU. No.1 tahun 2004 yang merupakan visi dari UU.no.4/1999 tentang kehutanan dan di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri perpu itu ditindaklanjuti dengan keputusan presiden No.41 /2004 yang mengatur tentang perizinan kepada 13 perusahaan.
Selintas kalau diamatai pernyataan SBY tersebut merupakan hal yang wajar-wajar saja. Apalagi itu sudah diatur secara legal dalam bentuk PP, tentu kebijakan ini sudah legitimate secara yuridis sehingga sudah tidak ada masalah. Namun semudah itukah SBY beralibi? Jawabnya tentu saja tidak.
Meskipun secara prosedural sah, namun bukan berarti kebijakan itu belum tentu sah secara substansial. Karena aspek –aspek fundamental seperti aspek moral, sosial dan kultural kurang begitu diperhatikan oleh pemerintah. Hal-hal fundamental itu, dalam bentuknya yang spesifik adalah menyangkut keselamatan lingkungan hidup terutama hutan. Karena hutan adalah unsur ekosistem yang sangat penting, terutama untuk sekarang ini, demi menopang kehidupan orang banyak. Kita lihat bagaiamana sekarang ini kehidupan kita sering dihantam badai dan banjir bandang, karena hutan kita sudah banyak yang mengalami kepunahan. Atas dasar itulah, maka aspek-aspek fundamental terebut harus menjadi pertimbangan utama pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan di atas.
Namun kenyataannya, pertimbangan SBY untuk melakukan kebijakan tersebut hanya sekedar untuk mengatur hasil kontribusi dari 13 perusahaan tersebut. Ini merupakan sebuah pertimbangan yang cukup sembrono. Itu artinya, pemerintah lebih mementingkan interest ekonomi daripada berkomitmen melindungi rakyatnya dari ancaman bencana. Bagaimanapun juga hutan adalah unsur kehidupan yang sangat vital. Sementara harus diakui bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya penghancuran hutan adalah aktifitas industrialisasi para agen kapitalisme. Prinsip kapitalisme adalah profite oriented. Sehingga hal-hal yang selain profite halal untuk dikorbankan demi meraup profit yang sebesar-besarnya. Inilah bentuk kerakusan para kapitalisme. Dengan kerakusan kaum kapitalis ini, seperti kata A. Sonny Kerraf (2002) agenda ekonomi selalu diprioritaskan sehingga agenda lingkungan hidup selalu diminta untuk dikorbankan demi agenda ekonomi.
Coba kita renungkan, hutan kita, semakin lama, terus mengalami kerusakan. Di Jawa saja Palte en Tempelmen (1978) menyebutkan bahwa berdasarkan foto-foto satelit, luas hutan di Jawa pada waktu yang bersangkutan (termasuk hutan-hutan jati) hanya 12 persen dari seluruh pulau. Sebelum perang dunia kedua luas hutan kurang lebih 30 persen. Maka Ini berarti wilayah jawa telah berada dalam ketidakseimbangan ekologis. Ini belum ditambah kerusakan-kerusakan hutan di pulau lainnya seperti di kalimanatan atau Sumatra akibat illegal logging atau kebakaran. Ini semakin membuat geografis negara kita berada dalam ketidak seimbangan ekologis yang akut.
Dan ini tidak disadari oleh pemerintah sendiri. Seharusnya program pemerintah sekarang adalah melakukan penghijauan secara maksimal untuk menanggulangi ketidak seimbangan ekologis di negara kita itu. Dalam apologinya, SBY memang sudah menyatakan bahwa program pemberian ijin kepada 13 perusahaan ini sebenarnya adalah juga demi memperbaiki hutan. Usaha SBY ini sama halnya mengail di air yang keruh, sia-sia saja. Sebab, seperti sudah disinggung di atas bahwa , nonsense para perusahaan itu mau berusaha menjaga kelestarian hutan. Karena, sekali lagi kepentingan mereka adalah mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Sekarang kita lihat saja, selama perusahaan –perusahaan itu masih beroperasi bagaimana kondisi hutan dan lingkungan kita, tambah baik atau buruk? Fakta sudah membuktikan justru kerusakanlah yang ditmbulkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Bukti konkritnya, kita lihat, bagaimana sekandal Freeport yang merusak lingkungan di tanah Papua sehingga sampai pernah menyebabkan rakyat setempat berdemontstrasi. Belum lagi Lapindo Brantas, yang sekarang kasusnya hendak dikaburkan dengan menjadikan statusnya sebagai akibat bencana alam dan lain sebagainya.
Berangkat dari fakta itu sangat jelas bahwa kalau ijin 13 perusahaan itu tetap diberlakukan maka yang terjadi adalah eskalasi perusakan hutan. Dan kalau sudah begini maka yang terkena dampaknya secara langsung adalah masyarakat bawah yang tak tahu apa-apa.
Memang lagi-lagi ini adalah keslahan kita sendiri sebagai bangsa. Kita adalah bangsa yang kaya dengan sumber daya alam. Hampir seluruh kekayaan alam ada semua. Bumi kita subur sehingga segala macam tanaman ada. Emas, tembaga, perak, minyak, nikel dan sebagainya menumpuk di dalam bumi kita. Maka tak heran kalau budayawan Emha Ainun Nadjib menyebut bumi kita Indonesia dengan istilah bocoran Surga. Namun sayangnya, kekayaan alam yang melimpah ruah itu tidak kita imbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni. Sehingga kita terus bergantung pada tenaga asing untuk mengelola sumber daya alam kita.
Namun yang harus dicatat, dalam proses pengelolaan ini jangan lantas kita seenaknya sendiri. Dengan iming-iming Dollar lantas kita terbuat terbuai sehingga lupa kalau ekosistem kita, hutan lindung kita, lingkungan kita juga butuh penjagaan dan perlindungan. Maka kalau memang ke 13 perusahaan itu diijinkan untuk membuka pertambangan di hutan-hutan lindung kita, seharusnya mereka harus diberi persyaratan untuk bisa menjaga hutan lindung kita dan lingkungan sekitar. Jangan sampai dampak-dampak negativ terhadap hutan dan lingkungan hidup kita, seperti yang telah ditimbulkan oleh Freeport, Lapindo, Newmont dan sebagainya, terus berlanjut.
Tapi apakah pemerintah mampu mendeterminasi para agen kapitalisme tersebut untuk bisa menjaga kelestarian hutan dan lingkungan?. Di era kapitalisme global ini, di mana regulator pasar menjadi raja, maka sangat tidak mungkin pemerintah kita bisa dan berani mengintervensi perusahaan-perusahaan tersebut. Justru sebaliknya pemerintahlah yang harus tunduk dan manut dengan intruksi dan indoktrinasi para cukong kapitalisme tersebut.
Oleh karena itu, apapun alasannya, kalau langkah pemerintah dalam menangani masalah pertambangan ini masih terus terseret oleh nalar kapitalisme, sehingga yang dipentingkan adalah materi semata tanpa mempedulikan keselamatan hutan dan lingkungan hidup maka kebijakan itu justru merupakan bentuk kejahatan yang senagaja dilegalkan. Karena jelas, ini sangat mengancam keselamatan hidup orang banyak. Maaf bung, jangan gadaikan hutan kami demi sekeping Dollar.
*Muhammad Muhibbuddin adalah aktif dalam forum diskusi filsafat “ZAT Community"Yogyakarta