Monday, November 21, 2011

FISIKA ATOM DAN NUKLIR DALAM PERCATURAN POLITIK GLOBAL


Oleh : Muhammad Muhibbuddin*
Perkembangan ilmu fisika sekarang mungkin dibilang luar biasa pesatnya. Penemuan demi penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan di bidang fisika terus bermunculan dan berpengaruh signifikan terhadap dunia. Wajah dunia terus mengalami perubahan secara fundamental seiring dengan munculnya penemuan-penemuan penting di bidang fisika.
Hingga saat ini, penemuan di bidang fisika telah sampai pada titik  terdalamnya yakni ditemukannya teori atom. Atom menjadi penemuan terpenting di abad modern yang mengubah paradigma manusia dalam memandang dunia dan alam semesta.  Dari teori atom ini berkembanglah ilmu pengetahuan hingga menghasilkan berbagai penemuan-penemuan spekatkuler di bidang sains dan teknologi.
Perkembangan teori atom yang paling fenomenal pada abad XX adalah ditemukannya bom atom yang dalam sejarahnya  berpengaruh secara signifikan terhadap perang dunia II. Heroshima dan Nagasaki lululantah yang menyebabkan Jepang kalah dalam PD II adalah setelah bom atom dijatuhkan di kedua kota tersebut. Bom atom  merupakan penemuan penting yang dihasilkan dari formula fisika Einstein: E=M.C2  .Konon saat bom atom telah melululantahkan Heroshima dan Nagasaki, Einstein langsung mengurung di kamarnya selama satu minggu. Dia merasa bersalah karena teorinya telah disalahgunakan sehingga menimbulkan bencana kemanusiaan yang luar biasa besar.
Fisika atom merupakan fisika hull elektron atom. Umumnya orang menyamakan fisika atom dengan fisika nuklir. Tetapi para fisikawan secara epistemologis membedakannya. Jika fisika atom berhubungan dengan  efek hull elektron (electron hull efect) dan spin keseluruhan nukelus (inti atom) serta muatan elektrik, maka fisika nuklir berkaitan dengan gaya dalam inti atim (nukleus) baik gaya yang mengubah, menyatukan maupun yang memisahkan mereka. Sejarah awal munculnya fisika atom adalah dengan dimunculkannya penelitian dan penemuan garis spektral, yakni sebuah garis yang yang berada dalam spektrum panas dan cahaya. Penelitian garis-garis spektral ini mengarah pada pola atom Bohr hingga sampai pada pengertian efek hull elektron atom.
Sementara fisika nuklir, yang lebih berada pada gaya inti atom, merupakan sebuah proses yang mana dua partikel nuklir bertubrukan akibat dari reaksi nuklir. Pada prinsipnya bukan hanya dua partikel yang bisa bertuburkan sehingga menghasilkan energi, melainkan lebih dari dua partikel. Namun, kejadian itu sangat jarang. Proses bertubrukannya dua partikel atom atau lebih inilah yang kemudian menghasilkan bom atom atau bom nuklir. Dalam fisika nuklir, dikenal dengan dua reaksi nuklir yakni reaksi fusi dan reaksi fisi. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atu lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi. Sementara reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom (nukleus) akibat tubrukan inti atom lainnya dan menghasilkan energi dan atom baru yang mempunyai massa lebih kecil dan juga radiasi elektromagnetik. Kalau reaksi fisi menghasilkan radiasi elektromagnetik, maka reaksi fusi menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang berbahaya bagi kehidupan manusia.
Problem nuklir dalam politik global
Sekarang ini keselamatan hidup manusia di muka bumi terancam oleh bahaya senjata nuklir yang diproduksi oleh negara-negara mau dan berkembang. Saat ini yang terus dipersoalkan adalah nuklir Iran. Asmerika Serikat bahkan memprovokasi negara-negara lain untuk memberi sangsi terhadap Iran atas senjata nuklirnya. Meskipun Russia dan Cina menolak  provokasi AS itu. Iran adalah salah satu negara berkembang yang saat ini mulai menunjukkan kemajuan sains dan teknologinya, termasuk di bidang nuklir.  Sejak awal diketahui Iran mengembangkan senata nuklirnya, hal ini telah memicu reaksi dunia terutama dari negara-negara maju seperti AS dan Inggris. Negara-negara yang bereaksi keras terhadap nuklir Iran ini menyerukan kepada Iran untuk menghentikan pemgembangan nuklirnya. Namun, Iran tetap melanjutkan proyek nuklirnya itu. Alasan Iran satu bahwa nuklir Iran adalah untuk tujuan damai dan bukan untuk tujuan perang.
Memang sungguh tidak  adil apabila negara maju semacam Inggris dan AS melarang negara-negara berkembang semacam Iran untuk mengembangkan nuklir. Alasannya sederhana saja, bahwa negara-negara AS dan Inggris justru yang telah terbukti lebih awal mempunyai simpanan nuklir dalam jumlah yang lebih besar. Kalau negara-negara maju itu boleh mempunyai dan mengembangkan nuklir, mengapa negara-negara berkembang tidak boleh? Seharusnya kalau negara-negara maju melarang negara-negara berkembang mengembangkan nuklir, maka negara-negara maju juga harus mau menghentikan pembangunan nuklirnya. Sehingga di dunia tidak ada satu pun negara yang mempunyai simpanan nuklir.
Persoalan nuklir ini memang menjadi berbahaya. Sebab, di belakang proyek nuklir  dunia ini lebih banyak diintervensi oleh persoalan politik. Persoalan nuklir bukan hanya persoalan sains, melainkan juga banyak menyangkut persoalan politik. Nuklir bukan hanya mengandung misi ilmu pengetahuan, tetapi seringkali didomplengi misi politik. Bahayanya, kalau nuklir dan senjata atom sudah berada dalam kekuasaan politik.  
Atom dan Nuklir yang seharusnya menjadi eksplorasi terhadap ilmu pengetahuan dan untuk mengembangkan peradaban manusia di muka bumi, justru berbalik menjadi bahaya kemanusiaan ketika ia berada dalam kungkungan politik dan kekuasaan. Dalam faktanya, ketika perkembangan atom dan nuklir  berada dalam determinasi politik , seringkali digunakan untuk perang dan penjajahan terhadap negara lain. Ini yang menyebabkan nuklir menjadi senjata pemusnah massal. Dan pola semacam ini dalam sejarahnya banyak dilakukan oleh negara-negara maju. Nuklir menjadi senjata negara-negara kuat untuk menteror negara-negara lemah. Maka, dalam konteks politik, nuklir dan atom lebih banyak menimbulkan efek negatif daripada efek positifnya.
Sekarang, perdebatan persoalan nuklir hendaknya tidak hanya ditujukan pada persoalan berhak dan tidak berhak, melainkan juga harus mengarah pada aspek manfaat dan tidak manfaat. Sejauh mana mana manfaatnya sehingga nuklir itu boleh dikembangkan. Begitu juga sebaliknya, sejauh mana madharatnya sehingga nuklir itu harus dilarang perkembangannya. Dalam sains tidak bisa berlaku prinsip bahwa sains adalah bebas nilai. Paling tidak aspek manfaat dan madharat, untung dan ruginya bagi kemanusiaan dan peradaban kehidupan di muka bumi harus menadi dasar pertimbangan utama dalam perkembangan sains termasuk nuklir.
Kita tidak boleh mengembangkan sains yang memakan banyak biaya dan energi bahkan mengorbankan kehidupan kemanusiaan, kalau manfaat sains itu minim sekali. Karena itu, perdebatan soal nuklir dalam konteks politik ini tidak akan berujung tanpa ada dipertimbangkan terlebih dahulu sisi manfaat dan madharatnya bagi kehidupan global.  Karena itu, dalam kaitannya dengan percaturan politik, kalau penemuan atom dan nuklir itu memang mempunyai potensi manfaat yang besar, maka aktifitas pengembangan atom dan nuklir tidak bisa dihalangi. Yang harus dihentikan bukan aktifitas ilmiah dari fisika atom dan nuklir, melainkan efek negatifnya, terutama  yang timbul dari kepentingan politik (political interest).
*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota forum diskusi filsafat “ZAT Community” Yogyakarta.








MENGEKSPLORASI RUANG ANGKASA
Oleh: Muhammad Muhibbuddin

No comments:

Post a Comment