|
Diambil dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (akses:26/2/2013)
Atom
helium
|
|
Ilustrasi
atom helium
yang memperlihatkan inti atom (merah muda) dan distribusi awan
elektron (hitam). Inti atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat,
walaupun untuk inti atom yang lebih rumit ia tidaklah selalu demikian.
|
|
Klasifikasi
|
|
|
|
Sifat-sifat
|
|
Atom adalah suatu
satuan dasar materi,
yang terdiri atas inti atom serta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki
neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan
atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom
yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan
yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron
yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia
atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur
tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa
Yunani (ἄτομος/átomos,
α-τεμνω), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi
pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad
ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,
para fisikawan
berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.[1]
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom
dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara
proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan
khusus seperti mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9%
massa atom berpusat pada inti atom,[catatan 1]
dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak
memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton dan
neutron pada inti.[2]
Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi,
ataupun orbital,
yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan
menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron
pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi
sifat-sifat magnetis
atom tersebut.
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Teori atom dan Atomisme
Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan
terpisah yang tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan yang lebih kecil telah ada
selama satu milenium.
Namun, pemikiran tersebut masihlah bersifat abstrak dan filosofis, daripada
berdasarkan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom
bervariasi tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut, dan seringkali
pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran
dasar mengenai atom dapat diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian,
karena ia secara elegan dapat menjelaskan penemuan-penemuan baru pada bidang
kimia.[3]
Rujukan paling awal mengenai konsep atom dapat
ditilik kembali kepada zaman India
kuno pada tahun 800 sebelum masehi,[4]
yang dijelaskan dalam naskah filsafat Jainisme
sebagai anu dan paramanu.[4][5] Aliran
mazhab Nyaya dan Vaisesika
mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung menjadi
benda-benda yang lebih kompleks.[6] Satu abad
kemudian muncul rujukan mengenai atom di dunia Barat oleh Leukippos,
yang kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Kira-kira
pada tahun 450 SM, Demokritos menciptakan istilah átomos (bahasa
Yunani: ἄτομος),
yang berarti "tidak dapat dipotong" ataupun "tidak dapat
dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos mengenai atom bukanlah usaha untuk
menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang
mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada
alam.[1]
Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu pengetahuan modern
memutuskan untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh
Demokritos.[3]
Kemajuan lebih jauh pada pemahaman mengenai atom
dimulai dengan berkembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert
Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang
berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi "corpuscules",
yaitu atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan pandangan klasik yang
berpendapat bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan air.[7] Pada tahun
1789, istilah element (unsur) didefinisikan oleh seorang
bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar
yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode
kimia.[8]
Berbagai atom dan molekul yang digambarkan pada buku
John
Dalton, A New System of Chemical Philosophy (1808).
Pada tahun 1803, John Dalton
menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi
dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu lebih
larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan pendapat
bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut
selanjutnya dapat bergabung untuk membentuk senyawa-senyawa kimia.[9][10]
Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan lebih
jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert
Brown menggunakan mikroskop untuk mengamati debu-debu yang mengambang di atas
air dan menemukan bahwa debu-debu tersebut bergerak secara acak. Fenomena ini
kemudian dikenal sebagai "Gerak Brown".
Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan pendapat bahwa fenomena ini disebabkan
oleh gerak termal molekul air, dan pada tahun 1905 Albert
Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan
Perancis Jean
Perrin kemudian menggunakan hasil kerja Einstein untuk menentukan massa dan
dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti menjadi verifikasi
atas teori atom Dalton.[14]
Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar
katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat
subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi.[15]
Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh
atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif
(model puding prem).
Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan
Ernest Rutherford menembakkan ion
helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut
dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang apa yang
diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan pendapat bahwa
muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti
atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari
matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah
dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913, ketika
bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick
Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada setiap
posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian
diciptakan oleh Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom
yang berbeda namun merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson selanjutnya
menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil
kerjanya pada gas yang terionisasi.[17]
Model
atom hidrogen Bohr yang menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit
tetap dan memancarkan energi foton dengan frekuensi tertentu.
Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr
mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan pendapat bahwa elektron-elektron
terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta dapat meloncat dari satu
orbit ke orbit lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan bebas berputar
spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi.[18] Suatu
elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk
dapat melakukan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi
yang dipanaskan memancar melalui prisma, ia menghasilkan suatu spektrum
multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini berhasil dijelaskan
oleh teori transisi orbital ini.[19]
Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun
1916 dijelaskan oleh Gilbert Newton Lewis sebagai interaksi antara
elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas
adanya keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan
Amerika Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal
ini dapat dijelaskan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling
berhubungan atau berkumpul dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron
diperkirakan menduduki satu set kelopak
elektron di sekitar inti atom.
Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922
memberikan bukti lebih jauh mengenai sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas
atom perak ditembakkan melalui medan magnet, berkas tersebut terpisah-pisah
sesuai dengan arah momentum sudut atom (spin). Oleh karena arah spin
adalah acak, berkas ini diharapkan menyebar menjadi satu garis. Namun pada
kenyataannya berkas ini terbagi menjadi dua bagian, tergantung dari apakah spin
atom tersebut berorientasi ke atas ataupun ke bawah.[22]
Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis
de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger
mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai gelombang
tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan
bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa adalah tidak
mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan momentum
partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh
Werner Heisenberg pada 1926. Menurut
konsep ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa
mendapatkan kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula
sebaliknya. Walaupun model ini sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan
baik menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat
dijelaskan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan
elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan
digantikan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron paling
berkemungkinan berada.[23][24]
Diagram skema spetrometer massa sederhana.
Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan dilakukannya
pengukuran massa atom secara tepat. Peralatan spektrometer ini menggunakan
magnet untuk membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi
ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston menggunakan
peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berbeda.
Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia disebut sebagai kaidah bilangan bulat.[25] Penjelasan
pada perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu
partikel bermuatan netral dengan massa yang hampir sama dengan proton, yaitu oleh James
Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan sebagai unsur dengan
jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti
atom.[26]
Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para
ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang bergerak dengan energi yang
tinggi.[27]
Neutron dan proton kemudian diketahui sebagai hadron, yaitu
komposit partikel-partikel kecil yang disebut sebagai kuark. Model-model
standar fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti
atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]
Sekitar tahun 1985, Steven Chu
dkk. di Bell
Labs mengembangkan sebuah teknik untuk menurunkan temperatur atom
menggunakan laser.
Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips berhasil memerangkap
atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian
menggabungkan kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah kecil atom
sampai beberapa mikrokelvin.
Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi,
yang pada akhirnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]
Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah
kecil untuk digunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, berbagai
peranti yang menggunakan sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik (transistor elektron tunggal) telah
dibuat.[30]
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan memperlambat laju
atom menggunakan pendinginan laser untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.[31]
[sunting] Komponen-komponen
atom
[sunting] Partikel subatom
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Partikel
subatom
Walaupun awalnya kata atom berarti suatu
partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi partikel yang lebih
kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom tersusun atas berbagai partikel
subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1
tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion
hidrogen positif H+.
Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah
yang paling ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg
dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya
tiada teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur ukurannya.[32] Proton
memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron
(1,6726 × 10−27 kg). Neutron tidak bermuatan listrik
dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron[33] atau
(1,6929 × 10−27 kg).
Dalam model standar fisika, baik proton dan neutron
terdiri dari partikel elementer yang disebut kuark. Kuark termasuk
kedalam golongan partikel fermion dan merupakan salah satu dari dua bahan penyusun
materi dasar (yang lainnya adalah lepton). Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark
tersebut memiliki muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton
terdiri dari dua kuark
naik dan satu kuark
turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun.
Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua
partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya
nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon. Gluon adalah
anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya fisika.[34][35]
[sunting] Inti atom
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Inti atom
Energi pengikatan yang diperlukan oleh
nukleon untuk lolos dari inti pada berbagai isotop.
Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang
terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut
disebut sebagai nukleon
(partikel penyusun inti). Diameter inti atom berkisar antara 10-15
hingga 10-14m.[36] Jari-jari
inti diperkirakan sama dengan fm, dengan A
adalah jumlah nukleon.[37] Hal ini
sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut
terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada jarak lebih
kecil daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang menyebabkan
proton saling tolak menolak.[38]
Atom dari unsur kimia
yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor atom.
Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut
sebagai isotop.
Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan nuklida atom
tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan
menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan radioaktif.[39]
Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang
berbeda. Asas pengecualian Pauli melarang
adanya keberadaan fermion yang identik (seperti misalnya proton
berganda) menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada waktu yang sama.
Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki keadaan
kuantum yang berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga
berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron
yang menduduki keadaan kuantum yang sama.[40]
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom
yang memiliki jumlah proton lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke
keadaan energi yang lebih rendah melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan
jumlah proton dan neutron seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton
dan neutron yang berimbang lebih stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun,
dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti
atom memerlukan proporsi neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga
stabilitasnya. Pada inti yang paling berat, rasio neutron per proton yang
diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat menjadi 1,5.[40]
Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti
deuterium (terdiri dari satu proton dan satu neutron). Satu positron (e+)
dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat
diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya
atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom
bergabung membentuk inti yang lebih berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari, proton
memerlukan energi sekitar 3–10 keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar
sesamanya dan bergabung menjadi satu inti.[41] Fisi nuklir
merupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah menjadi
dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui peluruhan
radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom
berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom
tersebut akan berubah unsurnya.[42][43]
Jika massa inti setelah terjadinya reaksi fusi lebih
kecil daripada jumlah massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini
disebabkan oleh pelepasan pancaran energi (misalnya sinar gamma),
sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan
massa-energi Einstein, E = mc2, dengan
m adalah massa yang hilang dan c adalah kecepatan
cahaya. Defisit ini merupakan bagian dari energi
pengikatan inti yang baru.[44]
Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang lebih
besar dengan nomor atom lebih rendah daripada besi dan nikel (jumlah total
nukleon sama dengan 60) biasanya bersifat eksotermik,
yang berarti bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Adalah
proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang dapat
dipertahankan. Untuk inti yang lebih berat, energi pengikatan per nukleon dalam
inti mulai menurun. Ini berarti bahwa proses fusi akan bersifat endotermik.[40]
[sunting] Awan elektron
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Orbital
atom dan Konfigurasi elektron
Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V(x)
yang diperlukan untuk mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan
energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.
Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam
inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini
mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini
berarti bahwa energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom.
Semakin dekat suatu elektron dalam inti, semakin besar gaya atraksinya, sehingga
elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang
lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki
sifat seperti partikel maupun seperti gelombang (dualisme gelombang-partikel).
Awan elektron adalah suatu daerah dalam sumur potensi di mana tiap-tiap
elektron menghasilkan sejenis gelombang diam (yaitu gelombang yang tidak
bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh orbital
atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu
elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur.[46] Hanya akan
ada satu himpunan orbital tertentu yang berada disekitar inti, karena pola-pola
gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh menjadi bentuk yang lebih stabil.[47]
Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama.
Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.
Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi
elektron tertentu. Elektron dapat berubah keadaannya ke aras energi yang lebih
tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi,
suatu elektron dapat pula turun ke keadaan energi yang lebih rendah dengan
memancarkan energi yang berlebih sebagai foton.[47]
Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun
menambah satu elektron (energi pengikatan elektron) adalah lebih kecil daripada
energi pengikatan nukleon. Sebagai contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV
untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen.[48] Bandingkan
dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk memecah inti deuterium.[49] Atom
bermuatan listrik netral oleh karena jumlah proton dan elektronnya yang sama.
Atom yang kekurangan ataupun kelebihan elektron disebut sebagai ion. Elektron yang
terletak paling luar dari inti dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat
lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling berikatan
membentuk molekul.[50]
[sunting] Sifat-sifat
[sunting] Sifat-sifat nuklir
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Isotop dan Isotop stabil
Berdasarkan definisi, dua atom dengan jumlah proton
yang identik dalam intinya termasuk ke dalam unsur kimia
yang sama. Atom dengan jumlah proton sama namun dengan jumlah neutron
berbeda adalah dua isotop berbeda dari satu unsur yang sama. Sebagai contohnya,
semua hidrogen memiliki satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang
tidak memiliki neutron (hidrogen-1), satu isotop yang memiliki satu neutron (deuterium),
dua neutron (tritium),
dll. Hidrogen-1 adalah bentuk isotop hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang
ia disebut sebagai protium.[51] Semua
isotop unsur yang bernomor atom lebih besar daripada 82 bersifat radioaktif.[52][53]
Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami
di Bumi, 269 di
antaranya belum pernah terpantau meluruh.[54] Pada unsur
kimia, 80 dari unsur yang diketahui memiliki satu atau lebih isotop
stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur lebih tinggi dari 83 tidak memiliki
isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya memiliki satu isotop stabil,
manakala jumlah isotop stabil yang paling banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis
isotop stabil.[55]
[sunting] Massa
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Massa atom dan Bobot atom
Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan
neutron, jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai nomor massa.
Massa atom pada keadaan diam sering diekspresikan menggunakan satuan
massa atom (u) yang juga disebut dalton (Da). Satuan ini didefinisikan
sebagai seperduabelas massa atom karbon-12
netral, yang kira-kira sebesar 1,66 × 10−27 kg.[56] Hidrogen-1 yang
merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom 1,007825 u.[57] Atom
memiliki massa yang kira-kira sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa
atom.[58]
Atom stabil yang paling berat adalah timbal-208,[52]
dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]
Para kimiawan biasanya menggunakan satuan mol untuk menyatakan
jumlah atom. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah atom yang terdapat pada 12
gram persis karbon-12. Jumlah ini adalah sekitar 6,022 × 1023,
yang dikenal pula dengan nama tetapan
Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u akan memiliki
satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sebagai contohnya, Karbon memiliki
massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom memiliki massa 0,012 kg.[56]
[sunting] Ukuran
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Jari-jari
atom
Atom tidak memiliki batasan luar yang jelas,
sehingga dimensi atom biasanya dideskripsikan sebagai jarak antara dua inti
atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan
kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan
yang terlibat, jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel
periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring
dengan meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-jari atom akan
cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan (kanan ke kiri).[61] Oleh
karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari 32 pm, manakala
yang terbesar adalah sesium dengan jari-jari 225 pm.[62] Dimensi
ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang cahaya
(400–700 nm),
sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik biasa. Namun,
atom dapat dipantau menggunakan mikroskop gaya atom.
Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya
lebar satu helai rambut dapat menampung sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes
air pula mengandung sekitar 2 × 1021 atom oksigen.[64] Intan satu karat
dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar 1022
atom karbon.[catatan
2] Jika sebuah apel diperbesar sampai seukuran besarnya Bumi, maka
atom dalam apel tersebut akan terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.[65]
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Peluruhan radioaktif
Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T½)
beberapa isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah proton N (dalam satuan
detik).
Setiap unsur mempunyai satu atau lebih isotop
berinti tak stabil yang akan mengalami peluruhan radioaktif, menyebabkan inti
melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas dapat
terjadi ketika jari-jari inti sangat besar dibandingkan dengan jari-jari gaya
kuat (hanya bekerja pada jarak sekitar 1 fm).[66]
- Peluruhan
alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium
yang terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah
unsur baru dengan nomor atom yang lebih kecil.
- Peluruhan
beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi
neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi
neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino,
manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti oleh emisi satu positron
dan satu neutrino.
Emisi elektron ataupun emisi positron disebut sebagai partikel beta.
Peluruhan beta dapat meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti
sebesar satu.
- Peluruhan
gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan yang
lebih rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat
terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan
radioaktif.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang
meliputi pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel
beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan
tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan
sinar gama
Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik
periode waktu peluruhan (waktu paruh) yang merupakan lamanya waktu yang
diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk meluruh habis. Proses peluruhan
bersifat eksponensial, sehingga setelah dua waktu paruh, hanya akan tersisa 25%
isotop.[66]
[sunting] Momen magnetik
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Momen
dipol magnetik elektron dan Momen magnetik nuklir
Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika
kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama spin. Spin beranalogi
dengan momentum sudut suatu objek yang berputar
pada pusat
massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini.
Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi (ħ), dengan
elektron, proton, dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ, atau
"spin-½". Dalam atom, elektron yang bergerak di sekitar inti atom
selain memiliki spin
juga memiliki momentum sudut orbital, manakala inti atom
memiliki momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.[69]
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom
(disebut momen magnetik) ditentukan
oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang
terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni
tiada dua elektron yang dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang sama,
pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan,
dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang
berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya
menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]
Pada atom berelektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan
elektron yang tak berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik.
Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan
penurunan keadaan energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan
tersusun saling berjajar. Proses ini disebut sebagai interaksi pertukaran.
Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang
tersusun oleh atom ini dapat menghasilkan medan makroskopis yang dapat
dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik
memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun acak, sehingga tiada medan
magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut
akan tersusun berjajar ketika diberikan medan magnet.[70][71]
Inti atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin
inti tersusun secara acak oleh karena kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur
tertentu (seperti xenon-129),
adalah mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan
sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi
ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang
penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[72][73]
[sunting] Aras-aras energi
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Aras energi
dan Garis spektrum atom
Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, ia
memiliki energi potensial yang berbanding
terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh besarnya
energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dan biasanya
diekspresikan dengan satuan elektronvolt (eV). Dalam model mekanika kuantum,
elektron-elektron yang terikat hanya dapat menduduki satu set keadaan yang
berpusat pada inti, dan tiap-tiap keadaan berkorespondensi terhadap aras energi
tertentu. Keadaan energi terendah suatu elektron yang terikat disebut sebagai
keadaan dasar, manakala keadaan energi yang lebih tinggi disebut sebagai
keadaan tereksitasi.[74]
Agar suatu elektron dapat meloncat dari satu keadaan
ke keadaan lainnya, ia haruslah menyerap ataupun memancarkan foton pada energi
yang sesuai dengan perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi
foton yang dipancarkan adalah sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiap-tiap
unsur memiliki spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada
muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik
antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.[76]
Contoh garis absorpsi spektrum.
Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan
dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom,
menyebabkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang tereksitasi akan
secara spontan memancarkan energi ini sebagai foton dan jatuh kembali ke aras
energi yang lebih rendah. Oleh karena itu, atom berperilaku seperti bahan
penyaring yang akan membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi
terhadap kekuatan dan lebar pita spektrum mengijinkan
penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]
Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum
menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan adanya pemisahan halus. Hal ini
terjadi karena kopling spin-orbit yang
merupakan interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika
suatu atom berada dalam medan magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah
menjadi tiga atau lebih komponen. Hal ini disebut sebagai efek
Zeeman. Efek Zeeman disebabkan oleh interaksi medan magnet dengan momen
magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak konfigurasi elektron dengan aras energi yang
sama, sehingga akan tampak sebagai satu garis spektrum. Interaksi medan magnet
dengan atom akan menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi
yang sedikit berbeda, menyebabkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan
medan
listrik eksternal dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum
dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini disebut sebagai efek Stark.[80]
[sunting] Valensi dan
perilaku ikatan
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Valensi (kimia) dan Ikatan
kimia
Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam
keadaan yang tak terkombinasi disebut sebagai kelopak valensi dan elektron
dalam kelopak tersebut disebut elektron
valensi. Jumlah elektron valensi menentukan perilaku ikatan
atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama
lainnya melalui pengisian (ataupun pengosongan) elektron valensi terluar atom.[81] Ikatan
kimia dapat dilihat sebagai transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya,
seperti yang terpantau pada natrium
klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang
menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron
dengan jumlah yang berbeda pada senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan
kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada
transfer elektron. Contohnya meliputi unsur karbon dalam senyawa
organik.[82]
Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel
periodik yang menampilkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola.
Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama dikelompokkan secara
vertikel (disebut golongan). Unsur-unsur pada bagian terkanan tabel memiliki
kelopak terluarnya terisi penuh, menyebabkan unsur-unsur tersebut cenderung
bersifat inert (gas mulia).[83][84]
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Keadaan
materi dan Fase benda
Gambaran pembentukan kondensat Bose-Einstein.
Sejumlah atom ditemukan dalam keadaan materi yang
berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan
mengubah kondisi tersebut, materi dapat berubah-ubah menjadi bentuk padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam
tiap-tiap keadaan tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase. Sebagai
contohnya pada karbon padat, ia dapat berupa grafit maupun intan.[86]
Pada suhu mendekati nol mutlak,
atom dapat membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek
mekanika kuantum yang biasanya hanya terpantau pada skala atom terpantau secara
makroskopis.[87][88] Kumpulan
atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu atom
super.[89]
Citra mikroskop penerowongan payaran yang
menunjukkan atom-atom individu pada permukaan emas (100).
Mikroskop penerowongan payaran (scanning
tunneling microscope) adalah suatu mikroskop yang digunakan untuk melihat
permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini menggunakan fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan
partikel-partikel menembus sawar yang biasanya tidak dapat dilewati.
Sebuah atom dapat diionisasi dengan
melepaskan satu elektronnya. Muatan
yang ada menyebabkan trayektori atom melengkung ketika ia melalui sebuah medan
magnet. Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa menggunakan prinsip ini untuk
menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung
sejumlah isotop, spektrometer massa dapat menentukan proporsi tiap-tiap isotop
dengan mengukur intensitas berkas ion yang berbeda. Teknik untuk menguapkan
atom meliputi spektroskopi
emisi atomik plasma gandeng induktif (inductively coupled plasma atomic
emission spectroscopy) dan spektrometri
massa plasma gandeng induktif (inductively coupled plasma mass
spectrometry), keduanya menggunakan plasma untuk menguapkan sampel
analisis.[90]
Metode lainnya yang lebih selektif adalah spektroskopi
pelepasan energi elektron (electron energy loss spectroscopy), yang
mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu mikroskop
elektron transmisi ketika ia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar
atom memiliki resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan dapat secara kimiawi
mengidentifikasi atom-atom individu menggunakan spektrometri
massa waktu lintas.[91]
Spektrum keadaan tereksitasi
dapat digunakan untuk menganalisa komposisi atom bintang yang
jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang dapat
dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas bebas. Warna
bintang kemudian dapat direplikasi menggunakan lampu lucutan gas yang mengandung unsur
yang sama.[92]
Helium pada
Matahari ditemukan dengan menggunakan cara ini 23 tahun sebelum ia ditemukan di
Bumi.[93]
[sunting] Asal usul
dan kondisi sekarang
Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang
ada dalam alam semesta terpantau, dengan densitas rata-rata
sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam
galaksi Bima
Sakti, atom memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, dengan densitas materi
dalam medium antarbintang berkisar antara
105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari
sendiri dipercayai berada dalam Gelembung
Lokal, yaitu suatu daerah yang mengandung banyak gas ion, sehingga densitas
di sekelilingnya adalah sekitar 103 atom/m3.[96] Bintang
membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan proses evolusioner
bintang akan menyebabkan peningkatan kandungan unsur yang lebih berat daripada
hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima
Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk
sekitar 10% massa galaksi.[97] Massa
sisanya adalah materi gelap yang tidak diketahui dengan jelas.[98]
[sunting] Nukleosintesis
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Nukleosintesis
Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik
setelah kejadian Dentuman Besar. Dalam masa waktu tiga
menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Besar
kebanyakan menghasilkan helium, litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa berilium dan boron.[99][100][101] Atom
pertama (dengan elektron yang terikat dengannya) secara teoritis tercipta
380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang
cukup dingin untuk mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak
saat itulah, inti atom mulai bergabung dalam bintang-bintang
melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang lebih
berat sampai dengan besi.[103]
Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa
melalui spalasi sinar kosmis.[104] Hal ini
terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, menyebabkan
sejumlah besar nukleon berhamburan. Unsur yang lebih berat daripada besi
dihasilkan di supernova
melalui proses
r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s.
Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.[105]
Unsur-unsur seperti timbal
kebanyakan dibentuk melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang lebih
berat.[106]
[sunting] Bumi
Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula
seluruh makhluk hidupnya pernah berada dalam bentuk yang sekarang di nebula yang runtuh
dari awan
molekul dan membentuk Tata Surya. Sisanya merupakan akibat dari peluruhan
radioaktif dan proporsinya dapat digunakan untuk menentukan usia Bumi
melalui penanggalan radiometrik.[107][108]
Kebanyakan helium
dalam kerak Bumi merupakan produk peluruhan
alfa.[109]
Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal
pembentukannya tidak ada dan juga bukan merupakan akibat dari peluruhan
radioaktif. Karbon-14
secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa
atom di Bumi secara buatan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari
semua Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom
lebih besar daripada 92, hanya plutonium dan neptunium
sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.[113][114] Unsur-unsur
transuranium memiliki waktu paruh radioaktif yang lebih pendek daripada umur
Bumi[115],
sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada plutonium-244
yang kemungkinan tersimpan dalam debu kosmik.[107]
Kandungan alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron
dalam bijih uranium.[116]
Bumi mengandung sekitar 1,33 × 1050
atom.[117]
Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil atom gas mulia
seperti argon dan neon. Sisa 99% atom
pada atmosfer bumi terikat dalam bentuk molekul, misalnya karbon
dioksida, oksigen
diatomik, dan nitrogen
diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk berbagai macam
senyawa, meliputi air,
garam, silikat, dan oksida. Atom juga
dapat bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul,
contohnya kristal
dan logam padat
ataupun cair.[118][119]
[sunting] Bentuk
teoritis dan bentuk langka
Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau
stabilitas" di bagian paling kanan
Manakala isotop dengan nomor atom yang lebih tinggi
daripada timbal
(62) bersifat radioaktif, terdapat suatu "pulau
stabilitas" yang diajukan untuk beberapa unsur dengan nomor atom di
atas 103. Unsur-unsur super berat ini kemungkinan memiliki inti yang secara
relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.[120] Atom
super berat yang stabil ini kemungkinan besar adalah unbiheksium,
dengan 126 proton 184 neutron.[121]
Tiap-tiap partikel materi memiliki partikel antimaterinya
masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron adalah
antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton adalah proton yang
bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri bertemu, keduanya akan saling
memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara jumlah partikel materi dan
antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh,
walaupun terdapat teori bariogenesis yang memberikan penjelasan yang
memungkinkan. Antimateri tidak pernah ditemukan secara alami.[122][123] Namun,
pada tahun 1996, antihidrogen berhasil disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]
Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dibuat
dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain
yang bermuatan sama. Sebagai contoh, elektron dapat digantikan dengan muon yang lebih berat,
membentuk atom muon.
Jenis atom ini dapat digunakan untuk menguji prediksi fisika.[126][127][128]
[sunting] Lihat pula
[sunting] Catatan
- ^
Kebanyakan isotop mempunyai jumlah nukleon lebih banyak dari jumlah
elektron. Dalam kasus hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu
nukleon, protonnya , atau 99,95% dari
total massa atom.
- ^
Satu karat sama dengan 200 miligram. Berdasarkan definisi, karbon-12
memiliki 0,012 kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar
6 × 1023 atom per mol.
[sunting] Referensi
- ^
a
b
Haubold, Hans (1998). "Microcosmos:
From Leucippus to Yukawa". Structure of the Universe.
Common Sense Science. http://www.columbia.edu/~ah297/unesa/universe/universe-chapter3.html.
Diakses pada 17 Januari 2008.
- ^
Staff (2007-08-01). "Radioactive
Decays". Stanford Linear Accelerator Center, Stanford University.
http://www2.slac.stanford.edu/vvc/theory/nuclearstability.html.
Diakses pada 2 Januari 2007.
- ^
a
b
Ponomarev (1993:14-15).
- ^
a
b
(Inggris)A. Pablo Iannone. Dictionary
of World Philosophy. hlm. 62. ISBN 0-415-17995-5. http://books.google.com/books?id=7wBmBO3vpE4C&printsec=frontcover&dq=Dictionary+of+world+philosophy&hl=id&cd=1#v=onepage&q=The%20earliest%20version%20of%20atomism%20can%20be%20found%20in%20Jainism&f=false.
Diakses pada 9 Juni 2010.
- ^
(Inggris)Hajime Nakamura (1992). A
comparative history of ideas. Shri Jainendra Press. hlm. 145.
ISBN 81-208-1004-x. http://books.google.com/books?id=Gpulmza7BBYC&pg=PA145&dq=atomism+Indian&as_brr=3&hl=id&cd=4#v=onepage&q=atomism%20Indian&f=false.
Diakses pada 9 Juni 2010.
- ^
(Inggris)Ben-Ami Scharfstein (1998). A
comparative history of world philosophy: from the Upanishads to Kant.
State University of New York Press. hlm. 189. ISBN 0-7914-3683-7. http://books.google.com/books?id=iZQy2lu70bwC&lpg=PA189&dq=Vaisheshika%20atom%20anu%20paramanu&hl=id&pg=PA189#v=onepage&q=Vaisheshika%20atom%20anu%20paramanu&f=false.
Diakses pada 9 Juni 2010.
- ^
Siegfried (2002:42–55).
- ^
"Lavoisier's
Elements of Chemistry". Elements and Atoms. Le Moyne
College, Department of Chemistry. http://web.lemoyne.edu/~GIUNTA/EA/LAVPREFann.HTML.
Diakses pada 18 Desember 2007.
- ^
Wurtz (1881:1–2).
- ^
Dalton (1808).
- ^
Einstein, Albert (May 1905). "Über
die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung
von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen" (dalam
bahasa German) (PDF). Annalen der Physik 322 (8): 549–560. doi:10.1002/andp.19053220806.
http://www.physik.uni-augsburg.de/annalen/history/papers/1905_17_549-560.pdf.
Diakses pada 4 Februari 2007.
- ^
Mazo (2002:1–7).
- ^
Lee, Y. K. (1995). "Brownian
Motion". Imperial College, London. http://www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_95/journal/vol4/ykl/report.html.
Diakses pada 18 Desember 2007.
- ^
Patterson, Gary (2007). "Jean Perrin and
the triumph of the atomic doctrine". Endeavour 31
(2): 50–53. doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17602746.
Diakses pada 7 November 2008.
- ^
The Nobel Foundation (1906). "J.J.
Thomson". Nobelprize.org. http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1906/thomson-bio.html.
Diakses pada 20 Desember 2007.
- ^
"Frederick
Soddy, The Nobel Prize in Chemistry 1921". Nobel Foundation. http://nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1921/soddy-bio.html.
Diakses pada 18 Januari 2008.
- ^
Thomson, Joseph John (1913). "Rays of positive
electricity". Proceedings of the Royal Society A 89:
1–20. http://web.lemoyne.edu/~giunta/canal.html.
Diakses pada 18 Januari 2007.
- ^
Stern, David P. (May 16, 2005). "The Atomic
Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA Goddard Space
Flight Center. http://www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q5.htm.
Diakses pada 20 Desember 2007.
- ^
Bohr, Niels (December 11, 1922). "Niels
Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922, Nobel Lecture". The Nobel
Foundation. http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1922/bohr-lecture.html.
Diakses pada 16 Februari 2008.
- ^
Lewis, Gilbert N. (April 1916). "The Atom and the Molecule". Journal
of the American Chemical Society 38 (4): 762–786. doi:10.1021/ja02261a002.
- ^
Scerri, Eric R. (2007). The Periodic Table. Oxford University
Press US. hlm. 205–226. ISBN 0195305736.
- ^
Scully, Marlan O. (June 1987). "On the theory of the Stern-Gerlach
apparatus". Foundations of Physics 17 (6): 575–583. doi:10.1007/BF01882788.
- ^
Brown, Kevin (2007). "The
Hydrogen Atom". MathPages. http://www.mathpages.com/home/kmath538/kmath538.htm.
Diakses pada 21 Desember 2007.
- ^
Harrison, David M. (March 2000). "The
Development of Quantum Mechanics". University of Toronto. http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/DevelQM/DevelQM.html.
Diakses pada 21 Desember 2007.
- ^
Aston, Francis W. (1920). "The constitution of atmospheric
neon". Philosophical
Magazine 39 (6): 449–55.
- ^
Chadwick, James (December 12, 1935). "Nobel
Lecture: The Neutron and Its Properties". Nobel Foundation. http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1935/chadwick-lecture.html.
Diakses pada 21 Desember 2007.
- ^
Kullander, Sven (August 28, 2001). "Accelerators
and Nobel Laureates". The Nobel Foundation. http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/articles/kullander/.
Diakses pada 31 Januari 2008.
- ^
Staff (October 17, 1990). "The
Nobel Prize in Physics 1990". The Nobel Foundation. http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1990/press.html.
Diakses pada 31 Januari 2008.
- ^
Staff (October 15, 1997). "The
Nobel Prize in Physics 1997". Nobel Foundation. http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1997/.
Diakses pada 10 Februari 2008.
- ^
Park, Jiwoong et al (2002). "Coulomb
blockade and the Kondo effect in single-atom transistors". Nature
417 (6890): 722–25. doi:10.1038/nature00791. http://adsabs.harvard.edu/abs/2002Natur.417..722P.
Diakses pada 3 Januari 2008.
- ^
Domokos, P. (1994). "Single-atom
interference method for generating Fock states". Physical
Review a 50: 3340–44. doi:10.1103/PhysRevA.50.3340.
http://adsabs.harvard.edu/abs/1994PhRvA..50.3340D.
Diakses pada 3 Januari 2008.
- ^
Demtröder (2002:39–42).
- ^
Woan (2000:8).
- ^
Particle Data Group (2002). "The
Particle Adventure". Lawrence Berkeley Laboratory. http://www.particleadventure.org/.
Diakses pada 3 Januari 2007.
- ^
Schombert, James (April 18, 2006). "Elementary
Particles". University of Oregon. http://abyss.uoregon.edu/~js/ast123/lectures/lec07.html.
Diakses pada 3 Januari 2007.
- ^
(Inggris) Basic Knowledge of Radiation and Radioisotopes
(Scientific Basis, Safe Handling of Radioisotopes and Radiation
Protection). Japan Radioisotope Association. 24 Februari 2005. ISBN
4-89073-170-9 C2040.
- ^
Jevremovic (2005:63).
- ^
Pfeffer (2000:330–336).
- ^
Wenner, Jennifer M. (October 10, 2007). "How
Does Radioactive Decay Work?". Carleton College. http://serc.carleton.edu/quantskills/methods/quantlit/RadDecay.html.
Diakses pada 9 Januari 2008.
- ^
a
b
c
Raymond, David (April 7, 2006). "Nuclear
Binding Energies". New Mexico Tech. http://physics.nmt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/node216.html.
Diakses pada 3 Januari 2007.
- ^
Mihos, Chris (July 23, 2002). "Overcoming
the Coulomb Barrier". Case Western Reserve University. http://burro.cwru.edu/Academics/Astr221/StarPhys/coulomb.html.
Diakses pada 13 Februari 2008.
- ^
Staff (March 30, 2007). "ABC's
of Nuclear Science". Lawrence Berkeley National Laboratory. http://www.lbl.gov/abc/Basic.html.
Diakses pada 3 Januari 2007.
- ^
Makhijani, Arjun (March 2, 2001). "Basics of Nuclear
Physics and Fission". Institute for Energy and Environmental
Research. http://www.ieer.org/reports/n-basics.html.
Diakses pada 3 Januari 2007.
- ^
Shultis et al. (2002:72–6).
- ^
Fewell, M. P. (1995). "The atomic
nuclide with the highest mean binding energy". American
Journal of Physics 63 (7): 653–58. doi:10.1119/1.17828. http://adsabs.harvard.edu/abs/1995AmJPh..63..653F.
Diakses pada 1 Februari 2007.
- ^
Mulliken, Robert S. (1967). "Spectroscopy, Molecular Orbitals, and
Chemical Bonding". Science 157
(3784): 13–24. doi:10.1126/science.157.3784.13.
PMID 5338306.
- ^
a
b
Brucat, Philip J. (2008). "The
Quantum Atom". University of Florida. http://www.chem.ufl.edu/~itl/2045/lectures/lec_10.html.
Diakses pada 4 Januari 2007.
- ^
Herter, Terry (2006). "Lecture
8: The Hydrogen Atom". Cornell University. http://astrosun2.astro.cornell.edu/academics/courses/astro101/herter/lectures/lec08.htm.
Diakses pada 14 Februari 2008.
- ^
Bell, R. E. (1950). "Gamma-Rays from the Reaction H1(n,γ)D2
and the Binding Energy of the Deuteron". Physical Review 79
(2): 282–285. doi:10.1103/PhysRev.79.282.
- ^
Smirnov (2003:249–72).
- ^
Matis, Howard S. (August 9, 2000). "The
Isotopes of Hydrogen". Guide to the Nuclear Wall Chart.
Lawrence Berkeley National Lab. http://www.lbl.gov/abc/wallchart/chapters/02/3.html.
Diakses pada 21 Desember 2007.
- ^
a
b
Sills (2003:131–134).
- ^
Dumé, Belle, "Bismuth breaks
half-life record for alpha decay ", (Physics World), 23 April
2003. Diakses pada 21 Desember 2007.
- ^
Lindsay, Don (July 30, 2000). "Radioactives
Missing From The Earth". Don Lindsay Archive. http://www.don-lindsay-archive.org/creation/isotope_list.html.
Diakses pada 23 Mei 2007.
- ^
CRC Handbook (2002).
- ^
a
b
Mills et al. (1993).
- ^
Chieh, Chung (January 22, 2001). "Nuclide
Stability". University of Waterloo. http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/nuclideunstable.html.
Diakses pada 4 Januari 2007.
- ^
"Atomic
Weights and Isotopic Compositions for All Elements". National
Institute of Standards and Technology. http://physics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stand_alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=some.
Diakses pada 4 Januari 2007.
- ^
Audi, G. (2003). "The
Ame2003 atomic mass evaluation (II)". Nuclear Physics A
729: 337–676. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003.
http://www.nndc.bnl.gov/amdc/web/masseval.html.
Diakses pada 7 Februari 2008.
- ^
Shannon, R. D. (1976). "Revised
effective ionic radii and systematic studies of interatomic distances in
halides and chalcogenides". Acta
Crystallographica, Section a 32: 751. doi:10.1107/S0567739476001551.
http://journals.iucr.org/a/issues/1976/05/00/issconts.html.
Diakses pada 3 Januari 2007.
- ^
Dong, Judy (1998). "Diameter
of an Atom". The Physics Factbook. http://hypertextbook.com/facts/MichaelPhillip.shtml.
Diakses pada 19 November 2007.
- ^
Zumdahl (2002).
- ^
Staff (2007). "Small
Miracles: Harnessing nanotechnology". Oregon State University. http://oregonstate.edu/terra/2007winter/features/nanotech.php.
Diakses pada 7 Januari 2007. —describes
the width of a human hair as 105 nm and 10 carbon atoms
as spanning 1 nm.
- ^
Padilla et al. (2002:32)—"There are 2,000,000,000,000,000,000,000
(that's 2 sextillion) atoms of oxygen in one drop of water—and twice
as many atoms of hydrogen."
- ^
Feynman (1995).
- ^
a
b
"Radioactivity".
Splung.com. http://www.splung.com/content/sid/5/page/radioactivity.
Diakses pada 19 Desember 2007.
- ^
L'Annunziata (2003:3–56).
- ^
Firestone, Richard B. (May 22, 2000). "Radioactive
Decay Modes". Berkeley Laboratory. http://isotopes.lbl.gov/education/decmode.html.
Diakses pada 7 Januari 2007.
- ^
Hornak, J. P. (2006). "Chapter
3: Spin Physics". The Basics of NMR. Rochester Institute
of Technology. http://www.cis.rit.edu/htbooks/nmr/chap-3/chap-3.htm.
Diakses pada 7 Januari 2007.
- ^
a
b
Schroeder, Paul A. (February 25, 2000). "Magnetic
Properties". University of Georgia. http://www.gly.uga.edu/schroeder/geol3010/magnetics.html.
Diakses pada 7 Januari 2007.
- ^
Goebel, Greg (September 1, 2007). "[4.3] Magnetic
Properties of the Atom". Elementary Quantum Physics. In
The Public Domain website. http://www.vectorsite.net/tpqm_04.html.
Diakses pada 7 Januari 2007.
- ^
Yarris, Lynn (Spring 1997). "Talking
Pictures". Berkeley Lab Research Review. http://www.lbl.gov/Science-Articles/Research-Review/Magazine/1997/story1.html.
Diakses pada 9 Januari 2008.
- ^
Liang and Haacke (1999:412–26).
- ^
Zeghbroeck, Bart J. Van (1998). "Energy
levels". Shippensburg University. http://physics.ship.edu/~mrc/pfs/308/semicon_book/eband2.htm.
Diakses pada 23 Desember 2007.
- ^
Fowles (1989:227–233).
- ^
Martin, W. C. (May 2007). "Atomic
Spectroscopy: A Compendium of Basic Ideas, Notation, Data, and
Formulas". National Institute of Standards and Technology. http://physics.nist.gov/Pubs/AtSpec/.
Diakses pada 8 Januari 2007.
- ^
"Atomic
Emission Spectra — Origin of Spectral Lines". Avogadro Web Site.
http://www.avogadro.co.uk/light/bohr/spectra.htm.
Diakses pada 10 Agustus 2006.
- ^
Fitzpatrick, Richard (February 16, 2007). "Fine
structure". University of Texas at Austin. http://farside.ph.utexas.edu/teaching/qm/lectures/node55.html.
Diakses pada 14 Februari 2008.
- ^
Weiss, Michael (2001). "The Zeeman
Effect". University of California-Riverside. http://math.ucr.edu/home/baez/spin/node8.html.
Diakses pada 6 Februari 2008.
- ^
Beyer (2003:232–236).
- ^
Reusch, William (July 16, 2007). "Virtual
Textbook of Organic Chemistry". Michigan State University. http://www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/intro1.htm.
Diakses pada 11 Januari 2008.
- ^
"Covalent
bonding - Single bonds". chemguide. 24 Februari 2000. http://www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/covalent.html.
- ^
Husted, Robert et al. (December 11, 2003). "Periodic Table of the
Elements". Los Alamos National Laboratory. http://periodic.lanl.gov/default.htm.
Diakses pada 11 Januari 2008.
- ^
Baum, Rudy (2003). "It's
Elemental: The Periodic Table". Chemical & Engineering News.
http://pubs.acs.org/cen/80th/elements.html.
Diakses pada 11 Januari 2008.
- ^
Goodstein (2002:436–438).
- ^
Brazhkin, Vadim V. (2006). "Metastable phases, phase
transformations, and phase diagrams in physics and chemistry". Physics-Uspekhi
49: 719–24. doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH006013.
- ^
Myers (2003:85).
- ^
Staff. "Bose-Einstein
Condensate: A New Form of Matter ", (National Institute of
Standards and Technology), 9 Oktober 2001. Diakses pada 16 Januari 2008.
- ^
Colton, Imogen (February 3, 1999). "Super
Atoms from Bose-Einstein Condensation". The University of
Melbourne. http://www.ph.unimelb.edu.au/~ywong/poster/articles/bec.html.
Diakses pada 6 Februari 2008.
- ^
Jakubowski, N. (1998). "Sector field mass spectrometers in
ICP-MS". Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 53
(13): 1739–63. doi:10.1016/S0584-8547(98)00222-5.
- ^
Müller, Erwin W.;
Panitz, John A.; McLane, S. Brooks
(1968). "The Atom-Probe Field Ion Microscope". Review
of Scientific Instruments 39 (1): 83–86. doi:10.1063/1.1683116. ISSN 0034-6748.
- ^
Lochner, Jim (April 30, 2007). "What
Do Spectra Tell Us?". NASA/Goddard Space Flight Center. http://imagine.gsfc.nasa.gov/docs/science/how_l1/spectral_what.html.
Diakses pada 3 Januari 2008.
- ^
Winter, Mark (2007). "Helium".
WebElements. http://www.webelements.com/webelements/elements/text/He/hist.html.
Diakses pada 3 Januari 2008.
- ^
Hinshaw, Gary (February 10, 2006). "What is
the Universe Made Of?". NASA/WMAP. http://map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.html.
Diakses pada 7 Januari 2008.
- ^
Choppin et al. (2001).
- ^
Davidsen, Arthur F. (1993). "Far-Ultraviolet
Astronomy on the Astro-1 Space Shuttle Mission". Science 259
(5093): 327–34. doi:10.1126/science.259.5093.327.
PMID 17832344. http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/259/5093/327.
Diakses pada 7 Januari 2008.
- ^
Lequeux (2005:4).
- ^
Smith, Nigel (January 6, 2000). "The search for
dark matter". Physics World. http://physicsworld.com/cws/article/print/809.
Diakses pada 14 Februari 2008.
- ^
Croswell, Ken (1991). "Boron,
bumps and the Big Bang: Was matter spread evenly when the Universe began?
Perhaps not; the clues lie in the creation of the lighter elements such
as boron and beryllium". New Scientist (1794): 42. http://space.newscientist.com/article/mg13217944.700-boron-bumps-and-the-big-bang-was-matter-spread-evenly-whenthe-universe-began-perhaps-not-the-clues-lie-in-the-creation-of-thelighter-elements-such-as-boron-and-beryllium.html.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Copi, Craig J. (1995). "Big-Bang
Nucleosynthesis and the Baryon Density of the Universe" (PDF). Science 267:
192–99. doi:10.1126/science.7809624.
PMID 7809624. http://www.sciencemag.org/cgi/reprint/267/5195/192.pdf.
Diakses pada 13 Januari 2008.
- ^
Hinshaw, Gary (December 15, 2005). "Tests of
the Big Bang: The Light Elements". NASA/WMAP. http://map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101bbtest2.html.
Diakses pada 13 Januari 2008.
- ^
Abbott, Brian (May 30, 2007). "Microwave
(WMAP) All-Sky Survey". Hayden Planetarium. http://www.haydenplanetarium.org/universe/duguide/exgg_wmap.php.
Diakses pada 13 Januari 2008.
- ^
F. Hoyle (1946). "The
synthesis of the elements from hydrogen". Monthly
Notices of the Royal Astronomical Society 106: 343–83. http://adsabs.harvard.edu/abs/1946MNRAS.106..343H.
Diakses pada 13 Januari 2008.
- ^
Knauth, D. C. (2000). "Newly synthesized lithium in the interstellar
medium". Nature 405: 656–58. doi:10.1038/35015028.
- ^
Mashnik, Stepan G. (August 2000). "On Solar System and
Cosmic Rays Nucleosynthesis and Spallation Processes". Cornell
University. http://arxiv.org/abs/astro-ph/0008382.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Kansas Geological Survey (May 4, 2005). "Age
of the Earth". University of Kansas. http://www.kgs.ku.edu/Extension/geotopics/earth_age.html.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
a
b
Manuel (2001:407–430,511–519).
- ^
Dalrymple, G. Brent (2001). "The
age of the Earth in the twentieth century: a problem (mostly)
solved". Geological Society, London, Special Publications
190: 205–21. doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14.
http://sp.lyellcollection.org/cgi/content/abstract/190/1/205.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Anderson, Don L.
(September 2, 2006). "Helium:
Fundamental models". MantlePlumes.org. http://www.mantleplumes.org/HeliumFundamentals.html.
Diakses pada 14 Januari 2007.
- ^
Pennicott, Katie, "Carbon clock could
show the wrong time ", (PhysicsWeb), 10 Mei 2001. Diakses pada
14 Januari 2008.
- ^
Yarris, Lynn, "New
Superheavy Elements 118 and 116 Discovered at Berkeley Lab ",
(Berkeley Lab), 27 Juli 2001. Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Diamond, H. et al. (1960). "Heavy
Isotope Abundances in Mike Thermonuclear Device" (subscription
required). Physical Review 119:
2000–04. doi:10.1103/PhysRev.119.2000.
http://prola.aps.org/abstract/PR/v119/i6/p2000_1.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Poston Sr., John W. (March 23, 1998). "Do
transuranic elements such as plutonium ever occur naturally?".
Scientific American. http://www.sciam.com/chemistry/article/id/do-transuranic-elements-s/topicID/4/catID/3.
Diakses pada 15 Januari 2008.
- ^
Keller, C. (1973). "Natural
occurrence of lanthanides, actinides, and superheavy elements". Chemiker
Zeitung 97 (10): 522–30. http://www.osti.gov/energycitations/product.biblio.jsp?osti_id=4353086.
Diakses pada 15 Januari 2008.
- ^
Marco (2001:17).
- ^
"Oklo Fossil
Reactors". Curtin University of Technology. http://www.oklo.curtin.edu.au/index.cfm.
Diakses pada 15 Januari 2008.
- ^
Weisenberger, Drew. "How many atoms
are there in the world?". Jefferson Lab. http://education.jlab.org/qa/mathatom_05.html.
Diakses pada 16 Januari 2008.
- ^
Pidwirny, Michael. "Fundamentals
of Physical Geography". University of British Columbia Okanagan.
http://www.physicalgeography.net/fundamentals/contents.html.
Diakses pada 16 Januari 2008.
- ^
Anderson, Don L. (2002). "The
inner inner core of Earth". Proceedings
of the National Academy of Sciences 99 (22): 13966–68. doi:10.1073/pnas.232565899.
PMID 12391308. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=137819.
Diakses pada 16 Januari 2008.
- ^
Anonymous (October 2, 2001). "Second
postcard from the island of stability". CERN Courier. http://cerncourier.com/cws/article/cern/28509.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Jacoby, Mitch (2006). "As-yet-unsynthesized
superheavy atom should form a stable diatomic molecule with
fluorine". Chemical
& Engineering News 84 (10): 19. http://pubs.acs.org/cen/news/84/i10/8410notw9.html.
Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Koppes, Steve, "Fermilab
Physicists Find New Matter-Antimatter Asymmetry ", (University
of Chicago), 1 Maret 1999. Diakses pada 14 Januari 2008.
- ^
Cromie, William J., "A
lifetime of trillionths of a second: Scientists explore antimatter
", (Harvard University Gazette), 16 Agustus 2001. Diakses pada 14
Januari 2008.
- ^
Hijmans, Tom W. (2002). "Particle physics: Cold antihydrogen". Nature 419: 439–40. doi:10.1038/419439a.
- ^
Staff. "Researchers
'look inside' antimatter ", (BBC News), 30 Oktober 2002. Diakses
pada 14 Januari 2008.
- ^
Barrett, Roger (1990). "The
Strange World of the Exotic Atom". New Scientist (1728):
77–115. http://media.newscientist.com/article/mg12717284.600-the-strange-world-of-the-exotic-atom-physicists-can-nowmake-atoms-and-molecules-containing-negative-particles-other-than-electronsand-use-them-not-just-to-test-theories-but-also-to-fight-cancer-.html.
Diakses pada 4 Januari 2008.
- ^
Indelicato, Paul (2004). "Exotic Atoms". Physica Scripta T112:
20–26. doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020.
- ^
Ripin, Barrett H. (July 1998). "Recent
Experiments on Exotic Atoms". American Physical Society. http://www.aps.org/publications/apsnews/199807/experiment.cfm.html.
Diakses pada 15 Februari 2008.
[sunting] Referensi buku
- L'Annunziata,
Michael F. (2003). Handbook of Radioactivity Analysis. Academic
Press. ISBN 0124366031. OCLC 162129551.
- Beyer,
H. F. (2003). Introduction to the Physics of Highly Charged Ions.
CRC Press. ISBN 0750304812. OCLC 47150433.
- Choppin,
Gregory R. (2001). Radiochemistry and Nuclear Chemistry. Elsevier. ISBN 0750674636. OCLC 162592180.
- Dalton,
J. (1808). A New System of Chemical Philosophy, Part 1. London
and Manchester: S. Russell.
- Demtröder,
Wolfgang (2002). Atoms, Molecules and Photons: An Introduction to
Atomic- Molecular- and Quantum Physics (edisi ke-1st). Springer. ISBN 3540206310. OCLC 181435713.
- Feynman, Richard (1995). Six Easy
Pieces. The Penguin Group. ISBN 978-0-140-27666-4. OCLC 40499574.
- Fowles,
Grant R. (1989). Introduction to Modern Optics. Courier Dover
Publications. ISBN 0486659577. OCLC 18834711.
- Gangopadhyaya,
Mrinalkanti (1981). Indian Atomism: History and Sources. Atlantic
Highlands, New Jersey: Humanities Press. ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778.
- Goodstein,
David L. (2002). States of Matter. Courier Dover Publications. ISBN
0-486-49506-X.
- Harrison,
Edward Robert (2003). Masks of the Universe: Changing Ideas on the
Nature of the Cosmos. Cambridge University Press. ISBN 0521773512. OCLC 50441595.
- Iannone,
A. Pablo (2001). Dictionary of World Philosophy. Routledge. ISBN 0415179955. OCLC 44541769.
- Jevremovic,
Tatjana (2005). Nuclear Principles in Engineering. Springer. ISBN 0387232842. OCLC 228384008.
- Lequeux,
James (2005). The Interstellar Medium. Springer. ISBN 3540213260. OCLC 133157789.
- Levere,
Trevor, H. (2001). Transforming Matter – A History of Chemistry for
Alchemy to the Buckyball. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6610-3.
- Liang,
Z.-P. (1999). Webster, J. G.. ed (PDF). Encyclopedia
of Electrical and Electronics Engineering: Magnetic Resonance Imaging.
vol. 2. John Wiley & Sons. hlm. 412–26. ISBN 0471139467. http://ieeexplore.ieee.org/iel5/8734/27658/01233976.pdf?arnumber=1233976.
Diakses pada 9 Januari 2008.
- MacGregor,
Malcolm H. (1992). The Enigmatic Electron. Oxford University Press.
ISBN 0195218337. OCLC 223372888.
- Manuel,
Oliver (2001). Origin of Elements in the Solar System: Implications of
Post-1957 Observations. Springer. ISBN 0306465620. OCLC 228374906.
- Mazo,
Robert M. (2002). Brownian Motion: Fluctuations, Dynamics, and
Applications. Oxford University Press. ISBN 0198515677. OCLC 48753074.
- Mills,
Ian (1993). Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry
(edisi ke-2nd). Oxford: International
Union of Pure and Applied Chemistry, Commission on Physiochemical
Symbols Terminology and Units, Blackwell Scientific Publications. ISBN 0-632-03583-8. OCLC 27011505.
- Moran,
Bruce T. (2005). Distilling Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the
Scientific Revolution. Harvard
University Press. ISBN 0674014952.
- Myers,
Richard (2003). The Basics of Chemistry. Greenwood Press. ISBN 0313316643. OCLC 50164580.
- Padilla,
Michael J. (2002). Prentice Hall Science Explorer: Chemical Building
Blocks. Upper Saddle River, New Jersey USA: Prentice-Hall, Inc.. ISBN 0-13-054091-9. OCLC 47925884.
- Pauling,
Linus (1960). The Nature of the Chemical Bond. Cornell University
Press. ISBN 0801403332. OCLC 17518275.
- Pfeffer,
Jeremy I. (2000). Modern Physics: An Introductory Text. Imperial
College Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880.
- Ponomarev,
Leonid Ivanovich (1993). The Quantum Dice. CRC Press. ISBN 0750302518. OCLC 26853108.
- Scerri,
Eric R. (2007). The Periodic Table. Oxford University Press. ISBN 0195305736.
- Shultis,
J. Kenneth (2002). Fundamentals of Nuclear Science and Engineering.
CRC Press. ISBN 0824708342. OCLC 123346507.
- Siegfried,
Robert (2002). From Elements to Atoms: A History of Chemical
Composition. DIANE. ISBN 0871699249. OCLC 186607849.
- Sills,
Alan D. (2003). Earth Science the Easy Way. Barron's Educational
Series. ISBN 0764121464. OCLC 51543743.
- Smirnov,
Boris M. (2003). Physics of Atoms and Ions. Springer. ISBN
0-387-95550-X.
- Teresi,
Dick (2003). Lost
Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science. Simon &
Schuster. hlm. 213–214. ISBN 074324379X. http://books.google.com/books?id=pheL_ubbXD0C&dq.
- Various
(2002). Lide, David R.. ed. Handbook
of Chemistry & Physics (edisi ke-88th). CRC. ISBN 0849304865. OCLC 179976746. http://www.hbcpnetbase.com/.
Diakses pada 23 Mei 2008.
- Woan,
Graham (2000). The Cambridge Handbook of Physics. Cambridge
University Press. ISBN 0521575079. OCLC 224032426.
- Wurtz,
Charles Adolphe (1881). The Atomic Theory. New York: D. Appleton
and company.
- Zaider,
Marco (2001). Radiation Science for Physicians and Public Health
Workers. Springer. ISBN 0306464039. OCLC 44110319.
- Zumdahl,
Steven S. (2002). Introductory
Chemistry: A Foundation (edisi ke-5th). Houghton Mifflin. ISBN 0-618-34342-3. OCLC 173081482. http://college.hmco.com/chemistry/intro/zumdahl/intro_chemistry/5e/students/protected/periodictables/pt/pt/pt_ar5.html.
Diakses pada 5 Februari 2008.
r
Wikimedia Commons memiliki galeri
mengenai:
|
- Francis,
Eden (2002). "Atomic
Size". Clackamas Community College. http://dl.clackamas.cc.or.us/ch104-07/atomic_size.htm.
Diakses pada 9 Januari 2007.
- Freudenrich,
Craig C.. "How Atoms
Work". How Stuff Works. http://www.howstuffworks.com/atom.htm.
Diakses pada 9 Januari 2007.
- "Atom:The
Atom". Free High School Science Texts: Physics. Wikibooks.
http://en.wikibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Atom:The_Atom.
Diakses pada 9 Januari 2007.
- Anonymous
(2007). "The
atom". Science aid+. http://www.scienceaid.co.uk/chemistry/basics/theatom.html.
Diakses pada 9 Januari 2007.
- Anonymous
(2006-01-03). "Atoms
and Atomic Structure". BBC. http://www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A6672963.
Diakses pada 11 Januari 2007.
- Various
(2006-01-03). "Physics
2000, Table of Contents". University of Colorado. http://www.colorado.edu/physics/2000/index.pl?Type=TOC.
Diakses pada 11 Januari 2008.
- Various
(2006-02-03). "What
does an atom look like?". University of Karlsruhe. http://www.hydrogenlab.de/elektronium/HTML/einleitung_hauptseite_uk.html.
Diakses pada 12 Mei 2008.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Atom&oldid=6432007"
No comments:
Post a Comment